Implementasi Gerakan Smart City Kabupaten
Tabalong berhasil masuk 8 besar nasional. Bahkan, di tingkat Provinsi
Kalimantan Selatan, Gerakan Smart City Tabalong meraih nilai tertinggi.
Hasil implementasi Gerakan Smart City
Kabupaten Tabalong diungkapkan oleh Kepala Dinas Kominfo Tabalong, Muhammad
Noor Rifani, saat rapat persiapan penilaian Smart City tahun 2024 dan pemberian
piagam penghargaan inovator hasil penilaian Smart City tahun 2023, pada Selasa,
7 April 2024, di Balai Rakyat Haji Dandung Suchrowardi.
Rifani menjelaskan bahwa hasil evaluasi
implementasi Gerakan Smart City Kabupaten Tabalong dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan.
Pada tahun 2021, indeks skor implementasi
Gerakan Smart City Tabalong berada di angka 2,98. Tahun 2022 mencapai 3,12, dan
tahun 2023 mencapai angka 3,38.
Berkat capaian tersebut, implementasi
Gerakan Smart City Kabupaten Tabalong berhasil masuk 8 besar nasional dari 130
kabupaten/kota pelaksana Smart City se-Indonesia dan meraih nilai tertinggi di
Provinsi Kalimantan Selatan.
“Nah, ini merupakan prestasi yang luar
biasa. Terima kasih pada dewan Smart City, kepada tim pelaksana, kepada para
inovator yang bersinergi, berkolaborasi bersama-sama kita dalam rangka
menjadikan Tabalong Smart City,” kata M. Noor Rifani, Kepala Diskominfo
Tabalong.
Sementara itu, Penjabat Bupati Tabalong,
Hamida Munawarah, melalui Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Tabalong,
Pebriadin Hapiz, dalam sambutan mengungkapkan bahwa meski terus mengalami
peningkatan, namun implementasi program Smart City Tabalong harus terus
diperbaiki.
"Dengan evaluasi yang nanti akan
diberikan, baik yang berupa kelemahan maupun kekuatan, saya harap kita semua
bisa memberikan catatan dan perhatian terhadap evaluasi ini. Manfaatkan
rekomendasi itu setelah kita terima untuk kedepannya kita bisa perbaiki
kembali,” ujar Pebriadin Hapiz, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Tabalong.
Diketahui terdapat beberapa aspek yang
menjadi bahan evaluasi program Smart City Tabalong, di antaranya nilai Sistem
Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) yang belum maksimal, realisasi investasi
yang mengalami penurunan pada 2 tahun terakhir, serta program Quick Win yang
masih belum berjalan maksimal.
(Maria Ulfah, TV Tabalong)