Tabalong – Sejak presiden RI mengumumkan lokasi calon ibukota negara baru di Kalimantan Timur, Pemkab Tabalong berniat menjadi daerah penyangga, terutama dalam ketersediaan kebutuhan pangan IKN. Hal ini lantaran Tabalong akan menjadi daerah yang berbatasan langsung dengan IKN di Penajam Paser Utara.
Salah satu sektor yang dipersiapkan Pemkab Tabalong, yakni sektor peternakan. Pasalnya saat ini untuk memenuhi kebutuhan lokal, daging sapi harus didatangkan dari luar daerah, karena kebutuhan daging sapi di Tabalong cukup tinggi, mencapai 4 ribu ekor per tahun. Sedangkan Tabalong hanya mampu menyediakan sebanyak 500 ekor pertahun.
Meski demikian Pemkab Tabalong optimis dapat swasembada daging, mengingat potensi perkebunan sawit di daerah. Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Tabalong, norzain ahmad yani mengatakan, pihaknya memiliki program pengembangan program siska yakni sistem integrasi sapi sawit, sebagau upaya mewujudkan swasembada daging sapi.
“dalam hal ini kami berupaya untuk memperbanyak paling tidak kita memperbanyak populasi sapi dulu, upaya ini ada program yang kita laksanakan yaitu integrasi antara sapi dan kebun sawit nah kebetulan kan ditempat kita ada ada perkebunan sawit yang cukup besar yaitu PT Astra Agro Lestari yang luas nya kurang lebih 4000 hektar dan kita juga bekerjasama dengan dinas provinsi Kalimantan selatan yang mana nanti program ini berjalan dilapangan dan juga ada tim khusus yang bekerjasama dengan Australia dan membantu kita dalam menjalankan program tersebut.” Kata Norzain A. Yani, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Tabalong.
Melalui Program SISKA, masyarakat yang memiliki ternak sapi diberikan ijin untuk melepas sapinya di kawasan lahan sawit milik perusahaan. Sehingga terjadi simbiosis mutualisme antara budidaya tanaman sawit dan budidaya sapi. (Nova Arianti).
Sumber: mc.tabalongkab.go.id