TABALONG – Wilayah Selatan Tabalong merupakan daerah yang didominasi oleh lahan basah. Karenanya, mata pencaharian masyarakat lebih banyak bertani padi atau memelihara itik dan bebek.
Namun beberapa tahun terakhir, sejumlah petani di Desa Habau Hulu Kecamatan Banua Lawas, mencoba untuk memberanikan diri melawan kondisi geografis, dengan melakukan penanaman hortikultura.
Penanaman hotikultura di lahan basah menggunakan sistem surjan. Dengan sistem ini petani membuat bedengan tinggi di lahan persawahan untuk ditanam tanaman horti. Sehingga selain bertani, mereka juga dapat berkebun. Seperti yang diakui anggota kelompok tani berkat sabar, diman. Ia mengaku banyak mendapat manfaat dengan menerapkan sistem bertani seperti ini.
“ini kayaknya anu pak ai factor keinginan handak berkebun, tapi lahan kering kadada, jadi jalan satu-satunya lahan basah kita gunakan kita coba, tapi kenyataannya di lapangan bagus hitungannya ini pak” Kata Diman–Poktan Berkat Sabar.
Petani dari Kelompok Tani Karya Bersama, Gupran, menjelaskan salah satu komoditi yang paling menguntungkan untuk di kelola dengan sistem ini adalah cabai. Pasalnya menurut gupran cabai bisa di panen beberapa kali lebih banyak di bandingkan komoditi lain.
“mun kayaknya tu untungan Lombok ini pang karena Lombok ni pa kai harganya larang lawan petikannya kita kada memetic sekali kalau kaya kacang hijau itu memang 2 3 kali habis, jagung apa lagi sekali petik tabang, kalau Lombok ni kan kita yang ada ni hanyar petikan yang ke 4 ni” Kata Gupran– Poktan Karya Bersama.
Dengan sistem surjan, petani dapat membagi lahan dengan luasan 10 borongan untuk membuat 5 bedengan dengan tinggi kurang lebih 40 sentimeter di lahan basah, dengan jarak 0,5 meter. Sehingga petani masih dapat menanam padi, sekalian berkebun. (M. Arie Arieyadi).
Sumber: mc.tabalongkab.go.id