TABALONG – Sudah 3 tahun, seorang petani di Desa Habau Hulu, Kecamatan Banua Lawas, Diman menerapkan sistem tanam surjan. Dengan sistem ini, ia memanfaatkan lahan basah miliknya bukan hanya untuk bertani, namun juga untuk berkebun menanam cabai.
Meski kekurangan alat, ia mengakui pada awalnya untuk mengolah lahan sawah dilakukan dengan cara manual. Dibantu mesin pembajak bersama 2 orang lainnya untuk membuat bedeng, lahan surjan pun dapat terbentuk dalam kurun waktu yang lumayan cepat.
Untuk mengelola tanaman hortinya, petani poktan berkat sabar, Diman, menjelaskan bahwa dia melakukan sistem rolling untuk mengatasi hama, dimana secara berkala dilakukan penyemprotan dengan jenis yang berbeda agar hama tidak kebal.
“cuman kalau kita pengobatannya tu system rolling misalnya harini, fungisida kan aktif tiap nyemprto cuman system rolling tu system obat insect misalnya imdea clorofid 2 hari kedepan mungkin obat agrimik mungkin 2 hari kedepan lagi pakai pirtako? Jadikan system putar rolling utrang nyambat jadi 4 kali putaran hanyar kembali ke asal lagi, kalau kada kaitu pa kai hama penyakit ni kebal.” Kata Diman–Poktan Berkat Sabar.
Namun Diman juga mengakui ada beberapa hal yang menjadi kendala. Dimana dengan ketinggian bedeng yang di buat, maka pupuk dan kapur yang digunakan otomatis lebih banyak dari pada bedeng normal. (M. Arie Arieyadi).
Sumber: mc.tabalongkab.go.id