Oleh Media Center   Tuesday, 01 October 2019
Hari Kesaktian Pancasila Momen Refleksi Diri
942 Kali dilihat
Pemerintahan

MediaCenter, Tabalong - Bupati Tabalong, H Anang Syakhfiani memimpin upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2019 di Taman Giat Kota Tanjung, Selasa (1/10/2019).

Upacara tersebut dihadiri di antaranya, Wakil Bupati Tabalong, H Mawardi, Kepala DPRD Tabalong, H Mustafa, Dandim 1008 Tanjung, Letkol Arm Edy Susanto, seluruh kepala SKPD serta para pelajar di Kabupaten Tabalong.

Momentum peringatan tersebut bupati Anang mengajak kepada seluruh peserta upacara untuk mendoakan seluruh pahlawan yang sudah gugur.

"Semoga pahlawan yang mendahului kita bisa di terima disisi Allah dan kita yang masih hidup bisa melanjutkan perjuangan mereka," ucapnya.

Disela-sela acara juga dilakukan pembacaan ikrar oleh Ketua DPRD Tabalong, H Mustafa.

Ditempat terpisah, Dandim 1008 Tanjung, Letkol Arm Edy Susanto mengajak kepada seluruh komponen masyarakat untuk merefleksikan diri.

"Momentum peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober menjadi salah satu saat yang tepat bagi seluruh komponen Bangsa, untuk merefleksikan tentang pemaknaan nilai-nilai dan kesaktian Pancasila," katanya.

Menurutnya, Pancasila dapat menjadi pengobar semangat dalam membangun bangsa dan negara, untuk meningkatkan etos kerja dan pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara seraya menggalang kembali persatuan dan kesatuan, kekuatan, kebersamaan, dan solidaritas yang dilandasi nilai-nilai luhur Pancasila.

"Indonesia adalah negara kepulauan, terdiri atas masyarakat yang berbeda suku, agama, ras, bahasa dan budaya. Tentunya masing-masing personal memiliki ego dan keinginan masing-masing," ucapnya.

Setelah itu, kata Dandim, Pancasila muncul dan diterima dengan baik oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai ideologi bangsa, dan tetap mampu bertahan menjaga keutuhan bangsa selama 74 tahun dan akan terus bertahan jika anak bangsa konsisten menjaga dan merawatnya.

"Jika saat ini muncul kembali ego pribadi yang memaksakan keyakinannya, sukunya yang paling benar dan paling baik, apalagi sampai ingin mengganti Pancasila dengan ideologi yang diyakini sendiri, itu sama artinya kita mundur jauh ke belakang, yang semestinya sudah selesai 74 tahun yang lalu. Jika dipaksakan, yang terjadi adalah konflik berkepanjangan karena satu sama lain merasa paling benar dan Indonesia bisa bubar," bebernya.

Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Pancasila telah dipandang sebagai sistem filsafat, etika moral, politik, dan Ideologi Nasional.

"Atas dasar Pancasila, mari kita perkokoh persatuan dan kesatuan serta kita jaga keutuhan Bangsa dan Negara, demi tetap tegaknya NKRI," pungkasnya. MC Tabalong/Irwin)