Oleh Media Center   Senin, 26 Agustus 2019
Ethnic Fashion Day TEF VIII Tampilkan Busana Unik
1122 Kali dilihat
Khas Daerah

MediaCenter, Tabalong – Ethnic Fashion Day atau Carnival menjadi puncak acara Tabalong Ethnic Festival (TEF) VIII tahun 2019, Minggu (25/8/2019),

Dipusatkan di Tanjung Expo Center, ratusan warga Tabalong sangat antusias untuk menyaksikan peserta karnaval.

Peserta tampil dengan pakaian adat banjar dan juga adat dayak yang dikreasikan menjadi sebuah balutan pakaian unik dan menarik.

Semua peserta karnsval berjalan dan menampilkan pakaian uniknya mengelilingi rute jalan yang sudah ditentukan panitia.

Dalam ajang ini tampilan peserta di nilai para juri untuk mencari busana terbaik yang akan mendapatkan penghargaan.

Rangkaian TEF VIII berlangsung 19 – 25 Agustus 2019, diawali Batamat Quran, Festival Purun, Karasmin Tari, Mamanda, Bekuntai, Permainan Tradisional, Musik Panting dan terakhir Ethnic Fashion Day.

Untuk menandai gelaran TEF VIII 2019 berakhir, Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani, secara simbolis menutup secara resmi kegiatan tersebut

Dalam sambutan tertulisnya dibacakan Asisten Bidang Adminitrasi dan Sumber Daya Manusia Setda Tabalong, Aberani Abrar, disampaikan dengan digelarnya TEF ini tentunya akan memberikan warna baru sekaligus pelestarian kekayaan budaya dan etnik, khususnya di Tabalong.

” Saya berkeyakinan bahwa TEF secara perlahan namun pasti akan mampu membangkitkan semangat untuk berkreativitas serta memiliki kepedulian, perhatian besar terhadap pembinaan dan pengembangan etnik dengan segala ciri khas budayanya,” kata Bupati Anang.

Kedepannya diharapkab even ini tidak saja menjadi agenda besar di tngkat lokal Tabalong, tetapi bisa dikembangkan menjadi agenda tahunan regional Kalimantan.

“Saya yakin melalui komunikasi efektif dan terbuka, kedepan festival ini akan menjelma menjadi even festival etnik yang go internasional,” jelasnya.

Diacara yang sama, Direktur Perkumpulan Pusaka, Firman Yusi, menginginkanz agar setiap daerah memiliki konsep agar even- even di Kalimantan bisa ditata baik dari sisi konten dan sisi waktu.

Maksud dari sisi waktu itu hendaknya penyelenggaraan di setiap daerah bisa dikerjakan dalam rentang tidak bersamaan, selanjutnya dari sisi konten juga agar bisa diragamkan.

“Misalnya di Tabalongkan sudah punya karnaval maka mestinya daerah lain tidak mengusung karnaval juga, misal kalau di Banjarmasin ada karnaval ngapaian orang jauh-jauh nonton karnaval di Tabalong,” ujar Firman.

Lebih lanjut, menurutnya, kalau ingin diversifikasi even dari setiap daerah bisa cukup banyak.

“Contohnya di Amuntai ciri khasnya dengan rawa, kenapa tidak diangkat festivalnya dengan rawanya, seperti kerbaunya, pancingnya dan lainnya yang bisa difestivalkan. Selain itu Barabai juga mengambil tema dengan kue apam, nah itu yang harus ditonjolkan disetiap daerah,”bebernya.

Untuk itu diakuinya memang butuh perjuangan dan dukungan dari semua pihak, sehingga disuatu hari, Kalsel tidak memiliki even serupa, tetapi menonjolkan konten kuat apa yang dimiliki masing-masing daerah untuk diangkat.

“Ini menjadi cita-cita saya di masa akan datang, mudah mudahan ini bisa tercapai,” pungkasnya

Sementara itu Ethnic Fashion Day pemuncak TEF VIII, diikuti puluhan peserta dari orang dewasa, anak muda, hingga anak-anak yang menampilkan karya-karya busana tradisionalnya yang bertemakan kulit kayu.

Menurut Ketua Pelaksana TEF VIII 2019 Hadriannor, jumlah peserta yang terdaftar mengikuti Ethnic Fasion Day sebanyak 44 orang.

“Kategori dewasa ada yang ikut sebanyak 23 orang dan kategori anak-anak 11 orang,” kata Neo panggilan akrabnya.

Tema Ethnic Fasion Day kali ini mengusung busana yang mengandung unsur kulit kayu dan merupakan masa transisi dari Tabalong Ethnic Festival.

Hal itu dikarenakan melihat dari sisi pertimbangan, yang menurutnya saat ini banyak kegiatan karnaval yang diselenggarakan di berbagai daerah hampir memiliki konsep yang sama persis dengan karnaval TEF.

“Oleh karenanya, Tabalong Ethnic Festival dimulai tahun ini, karya-karya busana yang mengandung unsur kulit kayu, akan kami dorong terus untuk even berikutnya,”jelas Neo.

Menurutnya ini akan jadi pembeda dan dari tema setiap pelaksanaan TEF pada kegiatan karnaval.

Sebagai informasi , Ethnic Fasion Day kali ini best of the best costum kategori dewasa diraih peserta Karnaval atas nama Rinawati yang mengangkat tema busana Enggang Tabalong.

Penampilan terbaik Fietran Syah dengan tema King Enggan Borneo, sedangkan Dara Rieska Selvana meraih tema terbaik dengan Tarian Juwey di Bantir Langit.

Untuk Kategori anak, best of the best costum, M Reza Islamey bertemakan Panglima Burung, Penampilan terbaik Queena Flora dengan tema Buaya Kuning, terkahir M Firza Sya’bani dengan tema Pesut Mahakam.( MC Tabalong/Sy).