Desa Binturu menjadi desa terparah dari 3
desa yang terdampak banjir di Kecamatan Kelua. Banjir merendam seratus lebih
rumah dan memutus akses warga.
Beginilah saat petugas gabungan sedang
mengevakuasi sejumlah warga yang terjebak banjir di Desa Binturu, Kecamatan
Kelua, pada Jumat, 5 Januari 2024.
Satu persatu warga yang rumahnya terendam
banjir didatangi petugas untuk dilakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman.
Tidak hanya itu, petugas gabungan ini juga
melakukan evakuasi sejumlah barang berharga milik warga, seperti gabah,
peralatan elektronik, hingga kendaraan bermotor.
Saat diwawancara pada Jumat, 6 Januari
2024, Kepala Desa Binturu, Rustam, menjelaskan bahwa banjir memasuki pemukiman
warga sejak 2 hari terakhir akibat luapan sungai yang ada di desa setempat.
Banjir merendam ratusan rumah di 5 RT,
yaitu RT 1, RT 2, RT 3, RT 5, dan RT 6, dengan total masyarakat terdampak
sebanyak 671 jiwa dari 167 kepala keluarga.
Menurut Rustam, hingga saat ini belum ada
posko evakuasi khusus yang disiapkan untuk menampung warga, mengingat sejumlah
warga lebih memilih tinggal di rumah keluarga sekitar yang tidak terdampak
banjir.
“Untuk saat ini belum. Cuman ke rumah
keluarga karena mungkin desa Binturu ini kan terdiri dari 6 RT ada yang tidak
terdampak, nah kesitu lah masyarakat disini ya menuju ke keluarga yang tidak
terkena banjir lah itu,” kata Rustam, Kepala Desa Binturu Kec. Kelua.
Sementara itu, salah satu warga Desa
Binturu yang terdampak banjir, Misran, berharap agar banjir di desanya dapat
segera surut, sehingga ia dapat kembali bekerja dan melakukan aktivitas seperti
biasa.
“Mudahan cepat surut buat nyaman orang
beraktivitas kan, nyaman bagi warga beraktivitas begitu. Kalau begini, buntu
lalu buat nyaman,” ujar Misran, warga Desa Binturu.
Untuk membantu para warga yang terdampak,
sebelumnya pihak pemerintah desa juga telah mendistribusikan makanan berupa mie
instan, sarden, dan juga telur. Serta berkoordinasi dengan sejumlah pihak
terkait untuk membangun dapur umum di depan kantor Desa Binturu.
Berdasarkan keterangan dari pihak Kecamatan
Kelua, hingga 6 Januari 2024, banjir masih bertahan seperti hari sebelumnya,
dengan ketinggian banjir mencapai setengah meter atau sepinggul orang dewasa.
Tidak hanya merendam kawasan pemukiman, banjir ini turut memutus akses menuju
kawasan makam Syekh Muhammad Nafis Desa Binturu via Desa Murung Karangan
Kecamatan Muara Harus dan Sungai Buluh Kecamatan Kelua.
Untuk menuju kawasan makam tersebut,
masyarakat diarahkan untuk melewati Desa Karangan Putih Kecamatan Kelua.
(Maria Ulfah/TV Tabalong)