Pemerintah Kabupaten Tabalong menggandeng konsultan
kehutanan dan Universitas Lambung Mangkurat dalam melakukan identifikasi
kawasan bernilai penting bagi keanekaragaman hayati di Kabupaten Tabalong.
Pendahuluan identifikasi ini di ekspos pada Selasa, 22 Agustus 2023.
Ekspos pendahuluan identifikasi kawasan bernilai penting
bagi keanekaragaman hayati di Tabalong disampaikan langsung oleh Ketua Tim
Konsultan Kehutanan Kalimantan Selatan, Masrun, di Aula Tanjung Puri Setda
Tabalong.
Dalam ekspos awal ini, Masrun mengungkapkan output dari
identifikasi ini nantinya berupa data keanekaragaman hayati flora dan fauna, di
mana lokus utamanya adalah di Desa Kinarum, Kecamatan Upau.
"Identifikasi ini kita mengikuti petunjuk teknis yang
sudah ditetapkan pemerintah, dalam hal ini kita mengikuti Dirjen Pengolahan
Sumber Daya Alam P8 tahun 2020, di situ dijelaskan teknisnya tentang bagaimana
cara kita melakukan identifikasi itu, mulai dari menyusun diskusinya, kemudian
bertemu dengan masyarakat, terus kuesionernya dan seterusnya, sudah disusun
dalam petunjuk teknis itu." ujar Masrun, Ketua Tim Konsultan Kehutanan
Kalsel.
Sementara itu, Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup Tabalong, Adi Rizani R, mengungkapkan dari hasil identifikasi
nantinya akan ada kegiatan lanjutan yaitu rencana aksi, termasuk survei
lapangan.
"Outputnya nanti berupa data keanekaragaman hayati
flora dan fauna, nantinya akan ada kegiatan lanjutan termasuk sampai survei
lapangan, saya harapkan data ini nantinya terupdate, akan jadi data sekunder
dari SKPD yang bersinergi dengan Dinas Lingkungan Hidup." ujar Adi Rizani
R, Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Tabalong.
Rizani menambahkan, dijadikannya Desa Kinarum sebagai lokus
identifikasi karena masih berada dalam kawasan bentang pegunungan Meratus,
sehingga kaya dengan keanekaragaman hayati.
Dengan keanekaragaman hayati tersebut, menghasilkan beberapa
jasa lingkungan yang potensial, seperti air bersih, jasa lingkungan wisata, dan
lainnya, yang bisa dimanfaatkan.
Disamping itu, juga terdapat kekayaan budaya masyarakat,
kearifan lokal, dan tanaman herbal.
(Muhammad Ariadi, TV Tabalong)