Meski sederhana, teknik panen cabai rupanya harus dilakukan dengan baik dan benar. Pasalnya, langkah tersebut dapat menentukan hasil panen cabai selanjutnya.

Teknik ini diungkapkan Tumiyati, petani cabai asal Wikau Desa Kambitin, Kecamatan Tanjung. Menurut perempuan yang 5 tahun terakhir bertani cabai ini, ia menerapkan teknik panen cabai tanpa alat, yaitu hanya dengan cara dipetik menggunakan kuku.

Meski terbilang sederhana, namun menurutnya, memanen cabai tidak dapat dilakukan sembarangan. Memetik cabai dengan kuku mesti dilakukan dari pangkal buah. Cara ini dapat mempermudah tunas baru atau bakal cabai selanjutnya tumbuh.

Tumiyati mengaku, dengan cara tersebut juga dapat meningkatkan dan mempercepat produksi untuk panen kedua, ketiga, dan seterusnya.

“Nggeh, nih pakai kuku ngga teikut tunas mudanya supaya nanti cepat berbunga lagi, mas. (Biasanya masa tanamnya berapa bulan?) Masa tanam dari awal tiga bulan sampai panen. (Kalo panennya berapa bulan?) Ini sudah dua bulan, Pang, mas,” ujar Tumiyati, pemilik kebun cabai.

Tumiyati menambahkan, tanaman cabai termasuk jenis tanaman yang mudah dirawat dan produktif. Jika dirawat dengan baik dan benar, panen cabai dapat berlangsung hingga 12 bulan.

Di lahan dengan panjang 25 meter dan lebar 25 meter ini, Tumiyati menanam ratusan batang pohon cabai tiung. Dalam sekali panen, ia mampu menghasilkan hingga lebih dari 50 kilogram cabai.(Gazali Rahman, TV Tabalong)

Sumber: mc.tabalongkab.go.id