Oleh Abdi   Monday, 15 May 2023
Melalui Dana APBN, Poktan Batu Alai Mandiri Wayau Terima Bantuan Irigasi
332 Kali dilihat
Pemerintahan

Kelompok Tani Batu Alai Mandiri Desa Wayau mengajukan proposal ke Kementerian PUPR untuk pembangunan saluran irigasi yang berfungsi menghidupkan kembali lahan tidur seluas 1 hektar. Proposal tersebut disetujui pihak Kementerian dan progres pembangunan tengah berlangsung.

Inilah saluran irigasi yang tengah dibangun di area persawahan tadah hujan Desa Wayau RT Delapan, Kecamatan Tanjung, terpantau pada Jumat, 12 Mei 2023.

Saluran irigasi ini rencananya akan dibangun sepanjang 300 meter dengan lebar 1 meter. Pembangunan saluran irigasi menggunakan dana APBN sebesar 195 juta rupiah hasil pengajuan proposal oleh Kelompok Tani Batu Alai Mandiri Desa Wayau ke Kementerian PUPR Republik Indonesia pada tahun 2022.

Ketua Kelompok Tani Batu Alai Mandiri, Alfi Syahrin, mengatakan bahwa proposal pembangunan irigasi diajukan untuk menghidupkan kembali lahan tidur seluas 1 hektar dan mempermudah petani menggarap lahan produktif seluas 5 hektar. Pasalnya, saluran irigasi ini berfungsi mengeluarkan air berlebih di area sawah ke Sungai Tabalong.

“Jadi untuk lahan sudah produktif ini tambah nyaman meatur banyunya, kada dalam lagi. Kalo yang ini memang dalam, tapi kalo dibangunkan mudah-mudahan kawa dibangun lagi, kawa jadi produktif. Masyarakat bahuma nyaman jua, kada dalam, inikan lahan ini dalam banar,” ujar Alfi Syahrin, Ketua Kelompok Tani Batu Alai Mandiri.

Alfi menceritakan bahwa sebelumnya mereka membuat saluran irigasi secara sederhana, yaitu membuat galian tanah atau parit. Namun, seiring berjalannya waktu karena faktor cuaca, parit kembali tertutup sehingga mereka mengusulkan ke Kementerian PUPR agar dibangun saluran irigasi permanen.

Saluran irigasi permanen yang akan dibangun sepanjang 300 meter ini masih kurang 400 meter hingga ke Sungai Tabalong. Masyarakat setempat akan kembali membuat galian saluran irigasi sementara di sisa 400 meter tersebut untuk menyiasati keterbatasan ini.

Sebagai informasi tambahan, Desa Wayau termasuk daerah rawan pangan karena ketersediaan padi tidak seimbang dengan jumlah penduduk sehingga lebih banyak menyuap dari luar desa. Saat ini, penduduk Wayau berjumlah kurang lebih 3 ribu jiwa, sedangkan padi yang dihasilkan kurang dari 50 ton per tahun. Padahal, dengan jumlah penduduk tersebut, kebutuhan padi setempat mencapai 300 ton per tahun. (Alfi Syahrin, TV Tabalong)

Sumber: mc.tabalongkab.go.id