Oleh Abdi   Monday, 10 April 2023
Upaya Tekan Stunting, Usia Perkawinan
424 Kali dilihat
Uncategorized

Dalam rangka menurunkan angka stunting, Dinkes Tabalong menggelar pertemuan kespro tentang pendewasaan usia perkawinan. Usia perkawinan dinilai sangat bergejala terhadap kesehatan ibu dan bayi, sehingga turut disinyalir juga mempengaruhi angka stunting.

Pertemuan kesehatan reproduksi tentang pendewasaan usia perkawinan digelar Dinas Kesehatan Tabalong pada Rabu, 5 April 2023, di Gedung Pusat Informasi Tanjung. Pertemuan diikuti lintas program Dinkes Tabalong dan lintas sektor, yaitu Kemenag, PKK, Puskesmas, dan sejumlah pihak lainnya.

Kepala Dinas Kesehatan Tabalong, dokter Taufiqurrahman Hamdie, yang ditemui usai pertemuan mengatakan kolaborasi dalam upaya pendewasaan usia perkawinan penting dilakukan guna menekan angka stunting disamping upaya intervensi sensitif maupun spesifik yang telah dilakukan.

Oleh sebab itu, Taufik berharap penyuluhan kesehatan reproduksi terus digencarkan, terutama menyasar ke ibu-ibu remaja dan pasangan usia dini.

“Jadi perlu kita sampaikan bahwa bukan sekedar kita mendewasakan usia perkawinan, tapi ada sebab-sebab ya. Karena kita tahu perkawinan usia dini akan sangat berpengaruh, baik itu terhadap kesehatan ibu maupun kesehatan bayi-nya. Nah ini di sinyalir bahwa stunting juga terjadi karena usia perkawinan yang dini itu,” ujar dr. Taufiqurrahman Hamdie, Kepala Dinkes Tabalong.

Sementara itu, salah satu pemateri, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan, Nurul Ahdani, dalam paparannya menyampaikan pendewasaan usia perkawinan penting dilakukan, pasalnya perempuan remaja rentan akan anemia atau kurang darah. Kalaupun sudah terlanjur melakukan perkawinan usia dini, maka perlu dijaga dengan tablet penambah darah, untuk menghindari bayi lahir BBLR atau berat badan lahir rendah.

“Ketika hamil dia terjadi konsepsi, makanya dijaga jangan sampai ibu hamilnya juga anemia. Kalo sudah terjadi anemia, akan terjadi perdarahan dan sebagainya nanti juga bayinya bisa lahir BBLR yang kita hindari,” Nurul Ahdani, Kabid Kesmas Dinkes Kalsel.

Berdasarkan data e-PPGBM atau Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat Elektronik, angka stunting Tabalong saat ini 7,8%. Namun berdasarkan hasil SSGI atau Survei Status Gizi Indonesia, angka stunting Tabalong mencapai 19,7%. Angka stunting ini ditargetkan turun di bawah 14% pada tahun 2024, sesuai arahan pemerintah pusat. (Alfi Syahrin, TV Tabalong)

 

Sumber: mc.tabalongkab.go.id