Mayoritas masyarakat Indonesia mempercayai bahwa gerimis
dapat menyebabkan penyakit dan cara mengatasinya dengan segera melakukan
keramas. Lantas, benarkah kedua hal tersebut atau sekedar mitos? Berikut
ulasannya untuk Anda.
Dokter Umum, dr. Susi Wulansari, dalam program Ruang Sehat
TV Tabalong mengatakan bahwa penyakit-penyakit yang muncul saat musim hujan
seperti meriang, flu, dan batuk, disebabkan oleh virus dan bakteri, bukan
karena gerimis.
Ia menjelaskan bahwa mitos tersebut tidak sepenuhnya salah
karena terkena gerimis menjadi faktor risiko pemicu penyakit. Pasalnya,
perubahan suhu tubuh secara mendadak membuat respon tubuh bekerja keras,
sehingga daya tahan tubuh turun dan menyebabkan tubuh mudah diserang penyakit.
Selain itu, mayoritas masyarakat Indonesia juga percaya
bahwa segera melakukan keramas setelah terkena gerimis atau kehujanan merupakan
cara efektif mengatasi penyakit. Namun, dr. Susi menegaskan bahwa tindakan
tersebut tidak benar untuk dilakukan, pasalnya akan menyebabkan suhu tubuh
semakin dingin.
“Kalau pun memang mau mandi, mungkin dengan air yang hangat.
Jadikan tubuh kita itu dingin, harusnya dihangatkan dong. Dengan pakaian
kering, atau mungkin bisa minum air hangat, teh hangat, sup hangat, atau
mungkin bisa dibalurkan dengan minyak kayu putih bisa,” ujar dr. Susi
Wulansari.
Dokter Susi juga menjelaskan bahwa seringkali masyarakat
beranggapan apabila tidak keramas dapat menyebabkan pusing. Tetapi yang
sebenarnya terjadi karena tekanan di rongga hidung sinus, berbeda dengan di
luar, sehingga mencetuskan rasa nyeri di kepala.
Hal ini sama seperti merasakan sakit telinga saat naik
pesawat karena perbedaan tekanan.
(Alfi Syahrin, TV Tabalong)