Kembali meningkatnya curah hujan di Kabupaten Tabalong pada
akhir Maret 2023, menyebabkan sejumlah wilayah mengalami banjir. Banjir
tersebut menjadi pemicu munculnya berbagai penyakit, salah satunya
leptospirosis. Penyakit seperti apakah itu? Berikut kami ulas untuk anda.
Leptospirosis adalah penyakit yang mirip seperti flu, tetapi
lebih berat lantaran diikuti pembengkakan di kaki dan tangan, bahkan dapat
mengancam nyawa. Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri leptospira.
Bakteri ini menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi, seperti tikus,
sapi, anjing, dan babi.
Penyebaran bakteri leptospira seringkali terjadi saat
banjir, karena disebabkan urine tikus yang terbawa banjir hingga ke pemukiman
warga. Terlebih lagi habitat tikus berada di selokan dan tempat-tempat yang
biasa dilewati air.
Dokter Umum, dr. Susi Wulansari, dalam program Ruang Sehat
TV Tabalong mengatakan, bakteri leptospira yang tersebar menular ke manusia,
hingga menyebabkan penyakit leptospirosis. Namun penyakit yang jarang diketahui
masyarakat luas ini tidak menular antar manusia.
Dokter Susi menjelaskan, beruntungnya bakteri leptospira
hanya dapat masuk ke tubuh manusia apabila terjadi kontak dengan luka atau
kulit terbuka, lendir, dan rongga-rongga pada tubuh. Meski demikian, penyakit
leptospirosis tetap perlu diwaspadai karena dapat menyerang organ vital hingga
menyebabkan kematian.
"Leptospirosis ini dari pengalaman saya untuk
penanganannya harus cepat. Jadi harus dideteksi secara dini. Karena kalo kita
telat, itu bisa menyebabkan kematian, karena targetnya itu organ-organ vital
lewat pembuluh darah. Kalo langsung tahu gejalanya, bisa langsung datang ke
faskes terdekat untuk ditangani gitu ya," dr. Susi Wulansari menjelaskan.
Dokter Susi memaparkan gejala terinfeksi penyakit leptospirosis mulai dari demam mendadak, nyeri kepala, dan mata merah. Kemudian gejala khasnya adalah nyeri otot betis hingga naik ke area paha seperti ditari, serta kulit menguning.
(Alfi Syahrin/TV Tabalong)