MediaCenter, Tabalong – Berpindahnya ibu kota Republik Indonesia (RI) ke Kalimantan Timur (Kaltim) mengharuskan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Tabalong untuk melakukan perubahan mindset.
“Kalau mengingat jarak yang relatif dekat, kurang lebih 200 kilometer maka kita adalah bagian terdepan dari kabupaten-kabupaten yang menjadi penyangga dari ibukota itu,” kata Kepala Diskominfo Tabalong, Pebriadin Hapiz kepada MediaCenter Tabalong, Senin (9/9/2019) usai melaksanakan Bimtek penyusunan Master Plan dan Quick Win Tahap III di Gedung Pusat Informasi.
Dijelaskannya, bimtek ditahap pertama bagian untuk menyamakan persepsi apa sebenarnya smart city.
“Yang intinya adalah kerja kolektif, kolaboratif semua stakeholder baik OPD maupun komponen masyarakat,” ucapnya.
Kemudian bimtek tahap kedua, penyelarasan dengan rencana strategis (Renstra) daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
“Setelah itu lalu dikerucutkan lagi,” katanya.
Tetapi, kata Hafiz, ditahap kedua kemarin disaat pihaknya menyelesaikan penyusunan terjadi dinamika yang tidak bisa dihindari dan itu harus disesuaikan.
Dimana Jokowi selaku presiden RI menyatakan perpindahan ibu kota ke Kalimantan timur.
“Terpaksa ditahapan III ini kita harus menyesuaikan dengan dinamika hal tersebut dan kita harus melakukan perubahan mindset,” tegasnya.
Oleh karena itu, menurut Hafiz, wajib adanya perubahan mindset yang harus OPD sesuaikan. Kemudian dilakukan review ulang akan hal demikian.
“Jadi semestinya ditahap III kita ini rampung terpaksa kita harus mereview ulang dalam rangka penyesuaian dari dinamika itu,” jelasnya.
Perubahan yang menonjol, kata Hafiz, terjadi pada bidang ekonomi, infrastruktur dan pelayanan publik.
“Contohnya seperti Rumah Sakit (RS) yang dulunya bertempat di Tanjung dan sekarang beralih ke Maburai itu kemungkinan di tahun 2024 akan banyak menerima pasien,” katanya.
Karena, pada saat itu jumlah penduduk di Kaltim akan bertambah mulai dari 1,5 juta hingga 3 juta penduduk datang karena perkantoran pusat pemerintahan akan berpindah ke Kaltim sebagai ibu kota.
“Berkaitan dengan itu sudah pasti rumah sakit harus dikembangkan lagi. Mengingat ada pertambahan jumlah penduduk. Itu tidak bisa dipungkiri. Jadi kita harus antisipasi hal itu,’ pungkasnya. (MC Tabalong/Irwin)