MediaCenter, Tabalong – Bupati Tabalong, H.Anang Syakhfiani bersama Dinas Pertanian dan jajaran Kepala SKPD Kabupaten Tabalong, serta Gabungan Kelompok Tani ,melakukan Panen Perdana Jagung Hibrida yang dilaksanaka oleh Perumda Tabalong Jaya Persada bekerjasama dengan Brigade Tani Banua (Britaba) di atas lahan seluas 4 hektare yang berada di Desa Simpung Layung Kecamatan Muara Uya.Selasa (25/9).
Menurut Bupati Tabalong, H .Anang Syakhfiani dengan hasil panen sekitar 28 ton dengan lahan 4 hektare ini Tanaman Jagung hibirida ini cukup menjanjikan dalam perekonomian usaha tani di Tabalong
“ Jadi hari ini kami punya pengalaman pertama dalam panen jagung hibrida yaitu jagung khusus pakan ternak dimana tingkat kadar kekeringannya sudah 20 persen dibandingkan dengan jagung basah pada umumnya, selain itu dari harga kalau benar benar kering harga perkilonya bisa mencapai Rp3,000 an jadi tanaman ini menjanjikan dalam peningkatan perekonomian petani khususnya.”Kata Bupati Anang.
Lanjutnya, sekarang ini Indonesia masih mengimpor jagung hampir 30 persen itu dari luar, jadi saya berencana untuk para petani agar bisa dalam satu lahan jagung ini bisa tumpang sari dengan jenis tanaman lain, seperti Tanaman Nilam (Minyak Harum) yang dimiliki Kabupaten Opasaman yag terletak di Sumatera Barat.
“ Jadi kenapa saya mempunyai rencana seperti itu, karena tanaman nilam (minyak harum) mempunyai harga yang mahal perliternya, karena jenis tanaman ini memerlukan peneduh dan tanaman jagung cocok dengan tanaman ini, “jelasnya.
Bupati Anang juga mengucapkan terima kasih kepada pemilik lahan ,teman teman dari perumda untuk mengembangkan terus tanaman jagung hibrida ini, karena melihat hasil hari ini,sebetulnya di kab tabalong mempunyai peluang menjadi penghasil jagung terbesar di wilayah utara provinsi kalimantan selatan.
Di acara yang sama Yuni Khairurazikin selaku ketua Brigade Tani Banua (Britaba) menjelaskan hasil Panen Jagung Pakan Ternak ini memerlukan waktu 5-6 bulan dalam setiap hasil panennya.
Dimana awal penanam memerlukan waktu sekitar dua minggu yang selesai dalam luasan 4 hektar , kemudian dari menanam tiga bulan sudah siap penuaan, “jadi artinya dituakan dibatang pohon dulu baru dipanen untuk merendahkan kadar air ,supaya harga lebih tinggi dipabrikan.”beber Yuni.
Selain itu, tambah yuni setiap usaha pasti ada kendala, seperti adanya sangsi dari masyarakat akan pemasaran dan juga hama,”untuk mengatasi dan mnecegah hal ini kami berupa deangan memberikan sosialisasi kepada warga langsung , misalnya dengan Pemasaran kita sudah mengkonfirmasi kepada piak pabirakan khususnya di Pleihari sudah siap menerima, sedangkan hama bisa ditindak lanjuti dengan mengerahkan petani secara bergantian untuk memantau langsungtanaman jagung terutama umur jagung yang masih muda,”tambahnya.